Beranda | Artikel
Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu (Bag. 9): Sabar Belajar, Sabar Mengajar
Kamis, 2 April 2020

Baca pembahasan sebelumnya Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu (Bag. 8): Jangan Terburu-Buru

Bismillah…

Menjadi orang berilmu adalah cita-cita mulia. Dan sudah menjadi sunatullah di dunia ini, tak ada satupun cita-cita mulia kecuali harus diraih dengan kesabaran. Oleh karennya, hanya ada satu solusi agar seorang dapat istiqomah menggapai cita-cita mulia, yaitu mensabarkan diri untuk terus berjuang. 

Di dalam Al-Quran, Allah ta’ala memerintahkan kita untuk bersabar pada dua hal,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran : 200)

Perintah sabar yang pertama, adalah sabar mewujudkan iman yang pokok. 

Kemudian sabar yang kedua, untuk mewujudkan penyempurna iman. 

Ini menunjukkan pentingnya sabar, dan kita diperintah sabar, sampai bertemu Allah. Karena memperjuangkan agar iman ini semakin dan semakin sempurna; diantara yang paling urgent berjuang melalui ilmu, adalah perjuangan sampai akhir hayat. Ini juga bukti bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Karena pahalanya pun tak terbatas.

Setelah kita sadar dan menjalani bahwa belajar itu perlu sabar, fase setelahnya pada ayat yang lain, Allah mengajak kita untuk bersabar dalam menyampaikan ilmu/mengajar,

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya. (QS. Al-Kahfi : 28)

Ini menunjukkan bahwa, kesetiaan bersama ilmu itu meliputi dua fase sabar: 

  1. Sabar saat belajar.
  2. Sabar saat mengajar.

Saat belajar perlu sabar, karena menghafal ilmu harus sabar, memahami ilmu dan konsisten hadir di kajian, juga butuh sabar.

Saat mengajar juga perlu sabar, karena untuk betah duduk menyampaikan ilmu kepada masyarakat, perlu sabar, memahamkan mereka, perlu sabar, saat menjumpai kekurangan murid, juga harus bersabar.

Termasuk di dalam fase kedua ini adalah, mengamalkan ilmu. Karena diantara cara mengajar adalah, memberikan teladan yang baik.

Kesimpulannya, bersama ilmu, harus siap bersabar.

Syekh Sholih Al-‘Ushoimi menasehatkan,

وفوق هذين النوعين من صبر العلم, الصبر على الصبر فيهما و الثبات عليهما

“Kesabaran lebih tinggi dari dua fase sabar terhadap ilmu di atas adalah, sabar untuk bisa bersabar serta konsisten dalam sabar pada dua fase tersebut.” (Khulashoh Ta’dhimil Ilmi, hal. 29) 

Para ulama memberikan nasehat kepada kita tentang pentingnya sabar bersama ilmu :

Yahya bin Abi Katsir

Beliau menafsirkan yang dimaksud dalam surat Al-Kahfi ayat 28 di atas adalah, 

هي مجالس الفقه 

majelis-majelis fikih/ilmu.

Beliau juga mengatakan,

لا يستطاع العلم براحة الجسد

Ilmu ini tak akan bisa didapat dengan bersantai-santai.

Baca pembahasan selanjutnya pada artikel Agar Aku Sukses Menuntut Ilmu (Bag. 10): Berilmu Jangan Lupa Beradab

Baca Juga:

Ditulis oleh : Ahmad Anshori

Atikel: Muslim.or.id

Referensi :

Khulashoh Ta’dhimil Ilmi, cet. Ke 1, th. 1432 H / 2011 M. Karya Syekh Sholih bin Abdullah bin Hamd Al-‘Ushoimi -hafidzohullah-.

🔍 Innama A`malu Binniat, Bara Adalah, Idhtiba Adalah, Paman Nabi Muhammad Yang Jahat, Islam Sebagai Agama Yang Sempurna


Artikel asli: https://muslim.or.id/55574-agar-aku-sukses-menuntut-ilmu-bag-9-sabar-belajar-sabar-mengajar.html